[Prompt #125] Rumah di Ujung Jalan

image via filterforge.com
“Yakin itu rumahnya?”

Mukanya mengernyit. “Nggak percaya sama aku nih?”

“Bukan gitu maksudku,” kataku menenangkannya. “Aku cuma memastikan kalau rumah di ujung jalan itu beneran aman. Kita udah sering datangi banyak rumah kayak gitu, dan kebanyakan ternyata terbukti nggak aman.”

Lelaki di sebelahku tersenyum sambil menyenggolkan pundaknya ke pundakku. “Tenang aja. Kali ini udah pasti aman. Udah beberapa hari ini aku buktiin sendiri.”

Aku diam. Mengukur keadaan sambil melihat kondisi rumah di ujung jalan itu. Bentuknya yang tidak jauh berbeda dengan yang pernah kami datangi, membuatku sedikit cemas.

“Masih nggak yakin? Udah, kali ini percaya sama aku deh. Semua pasti lancar, sekaligus aman terkendali. Sekitar magrib nanti, kita ke sana.”

***

Tepat ketika azan magrib berkumandang, kami sudah di depan rumah yang ada di ujung jalan itu. Jantungku berdebar lebih cepat dibanding biasanya, walaupun kututupi dengan mencoba duduk santai dan tenang layaknya lelaki yang mengajakku ke sini.

Tak lama kemudian, sebuah sepeda motor mendekat, lalu berhenti tepat di depan kami. Kawanku justru bangkit, meregangkan badannya, lalu berjalan mendekati perempuan yang sedang turun dari sepeda motor itu. Aku mencoba mengikuti gerakannya. Tentu saja dengan sedikit ragu.

Perempuan itu menunduk. Tangannya diulur, hendak menyentuh kawanku. Raut mukaku ngeri, takut kawanku dipukul olehnya, seperti yang biasanya terjadi.

Tapi, tunggu… apa aku tidak salah lihat? Perempuan itu malah mengelus kepala kawanku. Sayup kudengar kata-katanya.

“Halo, Pus. Udah lama nunggu? Sebentar, ya, aku masukkin motor dulu, trus bikin makan buat kamu sama temanmu.”

Sambil mengibaskan ekornya yang panjang, temanku pun menjawab, “Auuunngg…”

_____
 18.09.2016
* 248 kata, tanpa judul dan catatan kaki.



Komentar

Postingan Populer